Kamis, 03 Mei 2012

PENETAPAN KADAR AIR TANAH


LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA II
PENETAPAN KADAR AIR TANAH


Unsoed Logo.jpg


Oleh :
                                    Nama               :  Mety Apriyanti
                                    NIM                :  A1L011152
                                    Rombongan     :  7
                                                                                                                                               


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2012







BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
            Tanah berperanan penting dalam siklus hidrologi. Kondisi tanah menentukan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan tanah. Jadi, tidak hanya berperan sebagai media pertumbuhan tanaman tetapi juga sebagai media pengatur air. Analisis tanah membantu penyelidikan produktivitas dan penentuan tindakan pengolahan tanah. Hal ini dibutuhkan karena kondisi setiap tanah berbeda-beda bergantung pada proses pembentukannya. Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh faktor lingkungan (pedogenesis) maupun kegiatan manusia (metapedogenesis). Air berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas.
            Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah. Antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.
            Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan sebaran hujan sepanjang tahun.
            Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah.
                Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, maka air tanah dibedakan menjadi: air higroskopis,air kapiler dan air gravitasi.
1.       Air Higroskopis
     Air higraskopis adalah air yang diadsorbsi oleh tanah dengan sangat kuat, sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Jumlahnya sangat sedikit dan merupakan selaput tipis yang menyelimuti agregat tanah. Air ini terikat kuat pada matriks tanah ditahan pada tegangan antara 31-10.000 atm (pF 4,0 – 4,7).
2.      Air Kapiler
      Air kapiler merupakan air tanah yang ditahan akibat adanya gaya kohesi dan adhesi yang lebih kuat dibandingkan gaya gravitasi. Air ini bergerak ke samping atau ke atas karena gaya kapiler. Air kapiler ini menempati pori mikro dan dinding pori makro, ditahan pada tegangan antara 1/3 – 15 atm (pF 2,52 – 4,20)
            Air kapiler dibedakan menjadi:
a.       Kapasitas lapang, yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi turun semua. Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi air atau setelah hujan lebat tanah dibiarkan selama 48 jam, sehingga air gravitasi sudah turun semua. Pada kondisi kapsitas lapang, tanah mengandung air yang optimum bagi tanaman karena pori makro berisi udara sedangkan pori mikro seluruhnya berisi air. Kandungan air pada kapasitas lapang ditahan dengan tegangan 1/3 atm atau pada pF 2,54.
b.      Titik layu permanen, yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan menyebabkan tanaman tidak mampu menyerap air sehingga tanaman mulai layu dan jika hal ini dibiarkan maka tanaman akan mati. Pada titik layu permanen, air ditahan pada tegangan 15 atm atau pada pF 4,2. Titik layu permanen disebut juga sebagai koefisien layu tanaman.
3.      Air Gravitasi
      Air gravitasi merupakan air yang tidak dapat ditahan oleh tanah karena mudah meresap ke bawah akibat adanya gaya gravitasi. Air gravitasi mudah hilang dari tanah dengan membawa unsur hara seperti N, K, Ca sehingga tanah menjadi masam dan miskin unsur hara.
            Kandungan air tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara. Sering dipakai istilah-istilah nisbih, seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah kisaran yang tidak pasti tentang kadar air sehingga istilah jenuh dan tidak jenuh dapat diartikan yang penuh terisi dan yang menunjukkan setiap kandungan air dimana pori-pori belum terisi penuh. Jadi, yang dimaksud dengan kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu 105°C hingga diperoleh berat tanah kering yang tetap.


B.     Tujuan
            Menetapkan kadar air contoh tanah kering angin, kapasitas lapang dan kadar air maksimum tanah dengan metode gravimetri (perbandingan massa air dengan massa padatan tanah) atau disebut berdasarkan % berat.







BAB II
METODE KERJA


A.    Alat dan Bahan
            Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah botol timbang, timbangan analitis, keranjang kuningan, cawan tembaga porus, bejana seng, kertas label, spidol, pipet ukur 2mm, bak perendam, serbet, kertas saring, oven, tang penjepit, eksikator dan contoh tanah kering angin.


B.     Cara Kerja
1.      Kadar air tanah kering angin (udara)
a.       Botol timbang dan penutupnya dibersihkan, diberi label, lalu ditimbang (= a gram).
b.      Botol timbang diisi dengan contoh tanah kering angin yang berdiameter 2 mm, kurang lebih setengahnya, ditutup, lalu ditimbang kembali (= b gram).
c.       Botol timbang yang berisi tanah dimasukan ke dalam oven dengan keadaan tutup terbuka. Pengovenan dilakukan pada suhu 105-110ºC selama minimal 4 jam.
d.      Setelah waktu pengovenan selesai, botol timbang ditutup kembali dengan menggunakan tang penjepit.
e.       Botol timbang yang telah ditutup dikeluarkan dari oven dengan menggunakan tang penjepit, lalu dimasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit.
f.       Setelah itu, botol timbang diambil satu persatu dengan menggunakan tang penjepit untuk ditimbang dengan timbangan yang sama (= c gram).

2.      Kadar air kapasitas lapang (metode pendekatan)
a.       Keranjang kuningan dibersihkan, diberi label kemudian ditimbang (= a gram)
b.      Keranjang kuningan yang telah ditimbang diletakkan ke dalam bejana seng.
c.       Contoh tanah kering angin 2 mm dimasukkan ke dalam keranjang kuningan  setinggi 25 cm (sampai tanda batas) secara merata tanpa ditekan.
d.      Diteteskan air sebanyak 2 ml dengan pipet ukur secara perlahan-lahan pada 3 titik tanpa  bersinggungan  (1 titik = 0,67 ml), kemudian  bejana seng ditutup, diletakkan ditempat yang teduh dan dibiarkan selama 15 menit.
e.       Keranjang kuningan dikeluarkan dari bejana seng, diayak dengan hati-hati hingga tertinggal 3 gumpalan tanah lembab, lalu ditimbang (= b gram).
      Perhitungan :
Kapasitas Lapang =                2         x 100% + Ka
b- (a+2)             

3.      Kadar air maksimum tanah
a.       Cawan  tembaga porus dan petridis dibersihkan dan diberi label secukupnya.
b.      Pada dasar cawan tembaga porus diberi kertas saring, dijenuhi air dengan menggunakan botol semprot. Kelebihan air dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan ke dalam petridis kemudian ditimbang  (= a gram).
c.       Cawan tembaga porus dikeluarkan dari petridis, diisi dengan contoh tanah halus (0,5 mm) kurang lebih 1/3-nya. Cawan diketuk-ketuk perlahan sampai permukaan tanahnya rata. Contoh tanah halus ditambahkan lagi 1/3-nya dengan jalan yang sama sampai  cawan tembaga porus  penuh dengan tanah. Kelebihan tanah diatas cawan diratakan dengan colet.
d.      Cawan tembaga porus direndam dalam bak perendam dengan ditumpu batu dibawahnya agar air bebas masuk kedalam cawan tembaga porus. Perendaman dilakukan selama 12 -16 jam.
e.       Setelah waktu perendaman selesai, cawan tembaga porus diambil dari bak perendam. Permukaan tanah yang mengembang diratakan dengan colet, dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan ke dalam cawan petridis yang digunakan pada waktu  penimbangan pertama, lalu ditimbang (= b gram).
f.       Cawan tembaga porus dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 105-110ºC.
g.      Setelah waktu pengovenan selesai, cawan diangkat dengan tang penjepit dan dimasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit. Setelah itu diambil dengan tang penjepit kemudian ditimbang beratnya (= c gram).
h.      Tanah yang ada di dalam cawan tembaga porus dibuang, cawan tembaga porus dibersihkan dengan kuas, dialasi dengan petridis yang sama lalu ditimbang beratnya (= d gram).
            Kadar air maksimum   =   (b – a) - (c – d)     x 100 %
                                                            (c – d)                     







BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A.    Hasil Pengamatan
Tanah Vertisol
1.      Tanah Kering Udara
Ulangan
Botol timbang kosong (a g)
(a) + contoh tanah (b g)
(b) setelah dioven (c g)
Kadar air tanah kering udara (%)
Ka 1
22,9504
36,20
34,55
14,22
Ka 2
23,9948
37,46
36,173
11,41
Rata-rata

12,815


2.      Kapasitas Lapang
Ulanagan
Keranjang kuningan kosong (a g)
(a) + gumpalan tanah basah  
(b g)
Kadar air kapasitas lapang (%)
KL-1
20,42
45,35
22,94
KL-2
32,68
43,59
33,85
Rata-rata

28,39
  









3.      Kadar air maksimum
Ulangan
Cawan + kertas saring jenuh + petridish
 ( a g)
(a) + tanah basah jenuh air (b g)
(b) setelah dioven 24 jam (c g)
Petridish + kertas saring setelah dioven (d g)
Kadar air maksimum (%)
KAM-1
59,3344
112,5475
86,72
58,57
89.06
KAM-2
59,8541
115,0364
89,01
59,57
87,47
Rata-rata

88,24

Perhitungan:
1.      Tanah kering udara

a.       Ka-1    =  (b – c)  x  100%
                            (c – a)
                        =  (36,20 – 34,55)  x  100%
                            (34,55 – 22,95)   
                        =  14,22 %

b.      Ka-2    =  (b – c)  x  100%
                            (c – a)
                        =  (37,46 – 36,17)  x  100%
                            (36,17 – 23,99)
                        =  11,41 %

            Rata-rata    =  14,22 % + 11,41 %  =  12,815 %
                                                 2



2.      Kapasitas lapang
a.       KL-1   =          2          x  100% + Ka
                             b – (a + 2)
                        =             2                  x  100% + 14,22                             
                             45,35 – (22,42)
                        =  22,94 %

b.      KL-2   =         2           x  100% + Ka
                              b – (a + 2)
                        =            2                 x  100%  + 11,41
                              43,59 – (34,68)
                        =  33,85 %

            Rata-rata         =  22,94 % + 33,85%   =  28,39 %
                                                       2

3.      Kadar air maksimum

a.       KAM-1 =  (b – a) – (c – d )  x  100%
                                     (c – d)
                          =  (112,55 – 59,33) – (86,72 – 58,57)  x  100%
                                               (86,72 – 58,57)
                          =   89,06 %

b.      KAM-2  =  (b – a) – (c – d )  x  100%
                                      (c – d)
                           =  (115,04 – 59,85) – (89,01 – 59,57)  x  100%
                                               (89,01 – 59,57)
                           =  87,47 %

            Rata-rata   =  89,06 % + 87,47 %  =  88,24 %
                                                 2
B.     Pembahasan
            Kadar air tanah dipengaruhi oleh kadar bahan organik tanah dan kedalaman solum, makin tinggi kadar bahan organik tanah akan makin tinggi kadar air, serta makin dalam kedalaman solum tanah maka kadar air juga semakin tinggi. (Hanafiah, 2007)
            Menurut Hardjowigeno (1987)  tanah yang bertekstur kasar mempunyai kemampuan menahan air yang kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat.
            Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa air terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi :
1.      Air higroskopis, adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara tanah dengan air. Air higroskopis merupakan selimut air pada permukaan butir-butir tanah.
2.      Air kapiler, adalah air tanah dimana daya kohesi (gaya tarik-menarik antara sesama butir-butir air) dan gaya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini dapat begerak secara horisontal (ke samping) atau vertikal (ke atas) karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman.
3.      Air gravitasi, adalah bagian dari air tanah yang tidak dapat ditahan oleh tanah dan mengalir secara bebas karena pengaruh gaya gravitasi. Jumlah air yang ditahan oleh tanah setelah air gravitasi habis disebut air kapasitas lapang, dengan besarnya tekanan sekitar 1/3 atmosfer. (Hasan, 2011).
            Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukan air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus-menerus diserap oleh akar tanaman atau menguap, sehingga tanah makin lama makin mengering. Tinggi rendahnya kapasitas lapang tergantung pada jenis tanah dan ruang pori-pori total pada setiap jenis tanah berbeda sebab ruang pori-pori total pada tanah berpasir semakin rendah, tetapi sebagian dari pori-pori itu terdiri dari pori-pori yang besar dan sangat efisien dalam lalu lintas air maupun udara.
            Kadar air maksimum suatu jenis tanah ditentukan oleh daya hisap matriks atau partikel tanah, kedalaman tanah dan pelapisan tanah (Hakim, 1986).
            Kadar air kering udara berguna untuk mengetahui kadar air yang terkandung pada sampel tanah atau tanaman yang sudah dikering udarakan. Berfungsi sebagai faktor kadar air pada setiap perhitungan analisa.
            Berdasarkan data yang kami peroleh pada percobaan tanah kering udara pada tanah Vertisol mempunyai kadar air tanah kering udara berturut-turut pada ulangan I, dan II adalah  14,22 % dan 11,41 % dengan rata-rata 12,815 %. Hal ini disebabkan oleh kadungan bahan organik antara 2- 8 % dengan kapasitas pengikatan air yang tinggi sehingga terasa seperti sabun jika diremas (Munir, 1996).
            Berdasarkan percobaan yang kedua yaitu kadar air kapasitas lapang pada tanah Vertisol pada ulangan pertama adalah 22,94 % dan  pada ulangan kedua sebesar 33,85 % dengan rata-rata adalah 28,39 %. Pada ulangan pertama kapasitas air lapang lebih kecil, jika pemberian air pada permukaan tanah dihentikan, air akan turun ke bawah lebih cepat.
            Berdasarkan percobaan yang ketiga yaitu kadar air maksimum pada tanah Vertisol dapat diperoleh data yaitu pada KAM-1 sebesar 89,06 % dan KAM-2 sebesar 87,47 % dengan rata-rata 88,24 %. Menurut Raes (1988) Kandungan air antara kapasitas lapang dan titik kritis disebut RAW (Readily Available Water). Perbandingan antara RAW dengan total air tanah yang tersedia dipengaruhi oleh iklim, evapotranspirasi, tanah, jenis tanaman dan tingkat pertumbuhan tanaman.
            Kadar air tanah dapat digunakan untuk menghitung parameter sifat-sifat tanah. Humus merupakan bahan organik tanah yang sudah mengalami perubahan bentuk dan bercampur dengan mineral tanah. Sumber bahan organik tanah adalah hasil fotosintesis, yaitu bagian atas tanaman seperti daun, duri, serta tanaman lainnnya.
            Bahan organik tanah merupakan hasil dekomposisi atau pelapukan bahan-bahan mineral yang terkandung didalam tanah. Bahan organik tanah juga dapat berasal dari timbunan mikroorganisme, atau sisa-sisa tanaman dan hewan yang telah mati dan terlapuk selama jangka waktu tertentu. Bahan organik dapat digunakan untuk menentukan sumber hara bagi tanaman, selain itu dapat digunakan untuk menentukan klasifikasi tanah (Soetjito, dkk. 1992).
            Sebagian besar air yang diperlukan oleh tumbuhan berasal dari tanah ( disebut air tanah ). Air ini harus tersedia pada saat tumbuhan memerlukannya. Kebutuhan air setiap tumbuhan berbeda. Kadar dan komposisi udara tanah sebagian besar ditentukan oleh hubungan air dan tanah. Udara tanah yang terdiri dari campuran gas itu bergerak menuju ke pori-pori yang belum diduduki oleh air (Hakim,1986).
            Tumbuhan air umumnya memerlukan air lebih banyak dibandingkan jenis tumbuhan lain. Air diperlukan oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, antara lain untuk memenuhi transpirasi, dalam proses asimilasi untuk pembentukan karbohidrat, serta untuk mengangkut hasil-hasil fotosintesisnya ke seluruh jaringan tumbuhan. Air tanah berfungsi sebagai pelarut unsur hara dalam tanah. Air tanah dan unsur hara ini membentuk larutan tanah. Air tanah berfungsi membawa unsur hara ke permukaan akar tumbuhan. Di dalam jariingan atau tubuh tumbuhan ini juga berperan mengangkut unsur hara yang diserap akar ke seluruh tanaman (Indranada, 1994).
            Tanah yang diovenkan beratnya akan berkurang dari berat awal. Hal ini dikarenakan hilangnya kadar air yang terkandung pada tanah tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur Craig (1994) yang menyatakan bahwa energi yang telah dilepaskan ketika air berubah dari uap air menjadi cairan. Pembebasan panas dan pembentukanair hujan merupakan sumber energi utama untuk sistem hujan. Bila butir-butir air hujan jatuh ke atas tanah kering dan diserap oleh permukaan partikel tanah, terjadi penurunan lebih lanjut dalam pergerakan dan mempunyai tapak positif dan negatif.
            Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air di dalam tanah adalah :
a)      Kadar Bahan Organik Tanah
Bahan organik tanah mempunyai pori-pori yang jauh lebih banyak daripada partikel mineral tanah yang berarti luas permukaan penyerapan juga lebih banyak sehingga makin tinggi kadar bahan organik tanah makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah.
b)      Kedalaman Solum atau Lapisan Tanah
Kedalaman solum atau lapisan tanah menentukan volume simpan air tanah, semakin dalam maka ketersediaan dan kadar air tanah juga semakin banyak.
c)      Iklim dan Tumbuhan
Faktor iklim dan tumbuhan mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air yang dapat diabsorbsi dengan efisiensi tumbuah dalam tanah. Temperatur dan perubahan udara merupakan perubahan iklim dan berpengaruh pada efisiensi pengguanaan air tanah dan penentuan air yang dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Kelakuan akan ketahanan pada kekeringan keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah faktor pertumbuhan yang berarti.
d)     Senyawa Kimiawi
Garam-garam dan senyawa pupuk atau ameliorant baik alamiah maupun non-alamiah mempunyai gaya osmotik yang dapat menarik dan menghidrolisis air sehingga koefisien laju meningkat.
            Berikut ini adalah jawaban dari pertanyaan halaman 5 diktat, yaitu :
1.      Air higroskopis adalah air yang diabsorbsi oleh tanah dengan sangat kuat, sehingga tidak tersedia dalam jumlah banyak bagi tanaman. Air kapiler adalah air tanah yang tertahan oleh tanah karena gaya adhesi dan kohesi yang lebih besar dari pada gaya gravitasinya. Sedangkan air gravitasi adalah air yang tidak bisa ditahan oleh tanah akibat gaya gravitasi yang menyebabkan air meresap ke bawah.
2.      Diketahui kadar air tanah kering udara = 25 % ; bobot tanah kering mutlak 24 gram, maka bobot tanah kering udara adalah :



            Ka       =      Bobot tanah kering udara        x  100 %      
                               Bobot tanah kering mutlak
                        =          25  x  100 %
                                          24
                         =     104,16 %
3.      Faktor- faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah
a.       Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air yang lebih kecil daripada tanah yang bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat.
b.      Kadar bahan organik tanah (BOT). Semakin tinggi kadar BOT akan makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah.
c.       Senyawa kimiawi. Semakin banyak senyawa kimiawi di dalam tanah akan menyebabkan kadar dan ketersediaan air tanah menurun. Tanah kering udara adalah tanah yang tidak terkena cahaya matahari langsung.
            Faktor lainnya yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah, dengan adanya perbedaan jenis tekstur tanah dapat menggambarkan tingkat kemampuan tanah untuk mengikat air, contohnya tanah yang bertekstur liat lebih mampu mengikat air dalam jumlah banyak dibandingkan tanah yang bertekstur pasir, sedangkan tanah bertekstur pasir lebih mampu mengikat air daripada tanah bertekstur debu.
            Faktor lain yang mempengaruhi kadar air tanah adalah struktur tanah, pori tanah, dan peremeabilitas tanah. Tanah yang mempunyai ruang pori lebih banyak akan mampu menyimpan air dalam jumlah lebih banyak karena ruang-ruang pori tanah akan terisi oleh air.







BAB IV
KESIMPULAN


            Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa, kadar dan komposisi udara tanah sebagian besar ditentukan oleh hubungan air dan tanah. Kadar air tanah merupakan perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah tersebut. Tinggi rendahnya kapasitas lapang tergantung pada jenis tanah dan ruang pori-pori total pada setiap jenis tanah berbeda. Tinggi rendahnya kadar air maksimum tergantung juga pada jenis tanah, sebab tanah juga mempunyai tekstur yang berbeda pula.
            Data yang kami peroleh dari hasil perhitungan untuk rata-rata kadar air tanah Vertisol adalah sebagai berikut:
a.       Kadar air tanah kering udara sebesar 12,815 %
b.      Kadar air kapasitas lapang tanah sebesar 28,39 %
c.       Kadar air maksimum tanah sebesar 88,24 %







DAFTAR PUSTAKA


Buringh, P. 1983.  Pengantar Pengajian Tanah-Tanah Wilayah Tropika dan Subtropika. Gadjah   Mada University Press. Yogyakarta.
Darmawijaya. 1990.  Klasifikasi Tanah.  Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA. Lampung.
Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah. Rajawali Press. Jakarta.
Hardjowigeno.  S., 1987. Ilmu Tanah.  Penerbit Akademika Pressindo. Jakarta.
Indranada, Henry . 1994 . Pengelolaan Kesuburan Tanah . Bumi Aksara. Semarang.
Madjid, Abdul. Fisika Tanah (Bagian 6: Air Tanah daan Kadar Air             Tanah). http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2009/04/fisika-tanah-bagian-6-air-tanah-       dan.html
Munir, Moch. 1996.  Tanah-Tanah Utama Indonesia. PT Dunia Pustaka Jaya. Jakarta.
Raes, D. dkk. 1987. Irrigation Schedulling Information Sistem. Katholike Universiteit Leuven.      Leuven.
Soetjipto . 1992 . Dasar-Dasar Irigasi . Erlangga. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar